Pernah suatu ketika aku bertemu dengan seseorang yang baru aku kenal. Di pertemuan pertama, ia memperkenalkan diri dan banyak membahas tentang dirinya sendiri. Di pertemuan berikutnya, ia masih membahas dirinya sendiri namun sesekali menanyakan tentang diriku dan opiniku terhadap hal tertentu. Kemudian di pertemuan-pertemuan berikutnya, masih dengan pola yang sama, namun ia mulai mencoba membuat asumsi bahwa aku begini dan begitu, yang mana itu ia simpulkan sendiri berdasarkan pertemuan-pertemuan kami sebelumnya. Aku agak kaget. Wah, dia gampang sekali melabeli orang yang baru ia kenal.
Orang-orang yang aku temui lainnya kurang-lebih seperti itu juga sikapnya, gampang men-judge orang lain. Dan bahayanya, hal itu bisa menggiring opini orang yang satu terhadap yang lainnya. Dan anehnya, bukan bermaksud rasis atau sukuistik, mereka berasal dari suku yang sama. Aku pun menjadi beranggapan bahwa sikap itu merupakan bagian dari budaya di suku tersebut. Namun, cepat-cepat kutepis dugaan itu, walaupun faktanya memang demikian.
Pengalaman lain mengenai konteks yang serupa juga sudah pernah aku tulis di sini. Entah kenapa, aku cukup ke-triggered dengan judgemental people itu. Yang membuat aku merasa sangat tidak nyaman karena mereka merasa sudah sangat kenal denganku hanya dari informasi yang minim. Kenapa minim? Karena aku sebisa mungkin berusaha untuk tidak terlalu terbuka dengan siapapun, apalagi orang yang baru kukenal. Maka dari itu, bisa-bisanya mereka langsung dengan gampangnya melabeliku dan tahu semuanya tentang aku. Dan lucunya, itu banyak yang kurang tepat. Artinya, mereka hanya asal menebak saja.
Aku tidak tahu apakah ini ada istilahnya dalam ilmu psikologi sosial atau tidak. Tapi aku hanya bisa berharap, semoga tidak sering-sering dipertemukan dengan judmental people. Atau bila perlu, semoga tidak akan pernah lagi.
2 Komentar
Itulah manusia, tidak ada yang sempurna, kadang ada yang menyebalkan tp tidak sedikit juga yang baik dan perhatian. Semangat nulis bos ku..
BalasHapusWah, gak nyangka bakal ada yang mampir ke sini. Makasih support-nya, Kak. 😀
Hapus