Sebelum berangkat, aku sudah merencanakan beberapa kegiatan yang ingin aku lakukan selama di sana--selain menikmati sunset. Aku sengaja membawa sebuah buku. Bukan untuk dibaca, tapi hanya demi konten, hahaha.
Karena di sepanjang pantai itu banyak kedai fancy dengan bean bag chair warna-warni yang lumayan nyaman dan memanjakan mata, aku juga rencananya hanya akan duduk menikmati sunset sambil ditemani deburan ombak dan makanan atau minuman.
Sekira pukul 6 sore, aku tancap gas ke sana dengan mengendarai motor matic kesayangan. Menjelang sampai di sana, karena hari hampir gelap, dari jalan masuk terlihat kelap-kelip lampu di beberapa kedai. Dalam hati aku berujar, "Wah, makin rame, ya, sekarang."
Setelah memarkirkan motorku, aku langsung menuju ke sebuah kedai yang biasa aku kunjungi sebelumnya. Jam segitu sudah lumayan ramai pengunjungnya. Kebetulan ada tempat kosong di bibir pantai, aku langsung ke sana.
Baru 5 menit aku menikmati suasana dengan mengambil beberapa gambar menggunakan kamera handphone, tiba-tiba ombak menerjang. Sepuluh centimeter ujung celana jeans-ku basah terkena air laut. Aku dan beberapa pengunjung yang kebetulan sama-sama duduk di bibir pantai, langsung berpindah tempat. Untungnya belum terlalu lama.
Setelah berpindah ke tempat yang lebih aman dan nyaman, aku segera memesan makanan. Sekira 10 menit menunggu, pesananku datang. Di sela-sela waktu itu, aku hanya sibuk dengan handphone-ku; menulis, buka-tutup media sosial, update story, chatting, dan sebagainya. Hahaha.
Aku tak lama di sana. Setelah menghabiskan makanan dan minuman, pukul 8 malam aku pulang. Saat itu, pengunjung di kedai itu juga makin berkurang.
Sebenarnya selama melakukan serangkaian kegiatan itu, otakku tak pernah berhenti bertanya, Cha, ini kamu lagi ngapain sih? Hey, ngapain kamu di sini sendirian kayak orang bego? Cha, koq kamu mau sih ngalor-ngidul nggak jelas gini?
Semua pertanyaan itu juga otomatis otakku menjawab, Kamu kan lagi healing. Ini lagi healing, biar kayak orang-orang. Healing, healing, healing, tai kucing~
Tapi yang tak terduga adalah, beberapa respon teman-teman yang berinteraksi denganku via media sosial selama di sana. Ada yang memberikan emoji "😍" saat melihat pantai yang aku videokan, ada yang bertanya "Itu dimana?", ada juga yang basa-basi "Koq nggak ngajak-ngajak?". Ternyata hal yang kuanggap "ngalor-ngidul" itu bisa melahirkan komunikasi dan interaksi tanpa meninggalkan kesan hampa. Setidaknya, aku merasa bahwa aku tidak sendirian ke pantai, melainkan ditemani oleh teman-teman virtual-ku.
Kadang kita bisa menemukan hal yang tak terduga dari hal-hal random yang kita lakukan.
0 Komentar