Akhir-akhir ini aku sedang getol banget membaca dan mempelajari beberapa literatur mengenai patriarki dan sejenisnya. Kenapa? Karena hal ini sangat dekat sekali dengan kehidupanku khususnya dan tentu dengan kehidupan masyarakat dunia pada umumnya (luas sekali ya!). Kenapa aku tertarik dengan hal ini? Sebenarnya bukan sekarang saja aku concern pada hal ini, melainkan sejak kecil. Entah kenapa aku merasa mataku seperti dibuka oleh kenyataan bahwa ada yang nggak beres dengan society ini, khususnya dalam hal gender. Tapi karena saat kecil hingga remaja aku tinggal di daerah kecil, maka informasi-informasi yang memuaskanku belum aku peroleh. Dan seiring bertambahnya umur dan banyak bertemu orang baru (yang patriarkis), aku berusaha untuk menerima kejanggalan-kejanggalan itu. Hingga pada akhirnya, aku disadarkan oleh pengalaman-pengalaman dan rasa ingin tahu ku yang cukup tinggi. Dan sekarang aku berani melawan patriarki! Ternyata, apa yang aku anggap selama ini nggak beres tsb memang nggak beres. Dan aku nggak sendirian. Ada banyak perempuan-perempuan di luar sana yang berusaha memperjuangkan hak yang selama ini dibungkam oleh patriarki. Sayangnya, masih banyak juga perempuan lain yang nggak sadar bahwa mereka juga patriarkis. Banyak yang beralasan bahwa itu adalah kodrat. Padahal kodrat dan gender itu adalah dua hal yang berbeda. Semua itu karena ketidaktahuan dan apatisme. Padahal jika seandainya mereka mau belajar banyak, pasti akan mengerti dan tentunya akan ikut melawan patriarki. Di sisi lain, kadang mereka mengeluh dengan posisi mereka. Ingin kuceramahi, takutnya mereka lebih galak dengan membawa dogma. Dalam ajaran Islam, jika dikulik lagi, betapa Islam sangat memuliakan perempuan. Perempuan dalam Islam diberi haknya untuk berkarya, belajar, dan lain-lain. Tetapi karena supremasi laki-laki, hal ini banyak dikaburkan dengan cara mencampuradukkannya dengan budaya yang tentunya lebih menguntungkan laki-laki. Di lingkunganku, sebagian besar perempuannya sangat patriarkis. Walaupun hak untuk memperoleh pendidikan terpenuhi, namun untuk selain itu sangat dibatasi. Seperti hak untuk mengambil keputusan sendiri, hak untuk keluar rumah, sampai hak untuk menentukan masa depan. Semuanya diatur oleh laki-laki dengan mengatasnamakan agama. Anehnya, para perempuan ini menerima saja, bahkan jika melanggar akan ditakut-takuti dengan "dosa".
Saat ini aku sedang fokus pada seorang perempuan terdekat dalam lingkunganku. Aku coba menjadikan dia sebagai contoh bahwa orang yang patriarkis itu bukan hanya laki-laki. Jika dilihat dari latar belakang dia, maka nggak heran kalo dia begitu. Bisa dikatakan bahwa dia tumbuh dalam lingkungan yang sebagian besar adalah perempuan. Sehingga kehadiran laki-laki sangat 'berharga'. Dia adalah lima bersaudara yang semuanya adalah perempuan. Ayahnya meninggal ketika ia berusia 19 tahun, sehingga bertahun-tahun ia dibesarkan oleh ibunya seorang diri. Latar belakang pendidikannya juga nggak kalah mempengaruhinya, dimana ia bersekolah di sekolah keperawatan yang semuanya adalah perempuan, dan tinggal di asrama yang berada di lingkungan sekolah tsb. Maka nggak heran jika ia sangat-sangat mengistimewakan laki-laki. Hal itu semua cukup mempengaruhi cara ia bersikap dan memperlakukan orang lain. Secara garis besar, ia memposisikan dirinya di bawah laki-laki dan baginya perempuan lain juga harus seperti dia. Ia memposisikan dirinya sebagai "role model" untuk semua perempuan di lingkungannya. Bahkan cenderung memaksa. Misalnya, apapun keputusan laki-laki di sekitarnya, ia selalu mendukungnya tanpa peduli baik-buruknya dan apa alasan di baliknya. Baginya, patuh dan tunduk pada laki-laki adalah wajib dan berdosa jika melanggarnya. Seperti orang yang baru melihat atau mengenal sesuatu, maka akan cenderung mengelu-elukan. Padahal laki-laki dan perempuan di mata Tuhan itu sama. Ada orang yang bilang, seseorang yang hidupnya mulus-mulus aja, ketika mendapatkan suatu masalah atau ujian ia akan merasa terpuruk dan kaget. Sama halnya dengan perempuan yang kumaksudkan ini. Ia merasa hidupnya penuh dengan kelancaran karena itu anugerah dari Tuhan. Namun, ketika ada masalah, ia selalu meminta bantuan laki-laki, bahkan terkesan merengek. Manja dan lemah sekali di depan laki-laki. Itulah nggak bagusnya kalo nggak terlatih menyelesaikan masalah sendiri. Pasti akan merepotkan orang lain. Padahal, seperti yang kita ketahui bersama, adanya masalah dalam hidup itu sangat bagus untuk melatih diri kita dalam problem solving, belajar, melatih point of view, dan sebagainya. Mungkin ada yang bertanya, kenapa aku menyoroti orang ini? Karena segala sepak-terjangnya sedikit-banyak mempengaruhi kehidupanku. Ia termasuk orang di circle terdalam kehidupanku. Masalahnya, seperti yang aku uraikan di atas, ia agak memaksakan harus seperti dia. Begitulah sedikit gambaran mengenai budaya patriarki yang sangat toxic di lingkunganku. Ternyata patriarki juga sangat dipengaruhi oleh latar belakang seseorang. Tak heran, patriarki memang sudah ada sejak berabad-abad lamanya. Sehingga banyak orang yang menganggapnya hal biasa dan nggak perlu dipermasalahkan. Untuk itu, aku harus lawan patriarki!
Seorang perempuan bersuara Alto yang berkepribadian INTJ. Hanya orang biasa yang masih sangat-sangat perlu banyak belajar mengenai banyak hal. Dan baru sadar ternyata merupakan seorang sapiosexual.
0 Komentar