Advertisement

TAKE AND GIVE


Ada yang bilang, hidup ini adalah take and give. Sebenarnya aku kurang paham apa maksud sebenarnya. Tapi yang aku pahami adalah, kita sebagai manusia harus "saling". Antara "take" dan "give" itu harus seimbang. Mungkin ada orang yang hidupnya didedikasikan untuk "give" aja, asalkan ia nyaman dan ikhlas melakukannya. Namun ada juga orang yang hanya "take" aja. Tapi idealnya, sebenarnya kedua hal ini harus seimbang. Yang aku pahami, "take" itu berarti menerima kebaikan dari orang lain. Entah itu berupa materi, uang, barang, jasa, dan sejenisnya. Sedangkan "give" adalah kebalikan dari "take" tentunya.

Dulu, aku masih jadi orang yang lebih banyak "give", entah dengan ikhlas, entah dengan terpaksa. Mungkin karena latar belakangku dari daerah kecil yang lingkungannya masih homogen dan konservatif. Hanya dengan bersumber dari pengetahuan yang masih minim, aku menjalani hidup ini dengan pemahaman bahwa kita harus berbuat baik, ramah, dan menyenangkan. Dan berharap diperlakukan sama. Namun ternyata, semakin banyak tau, maka semakin tau dan sadar bahwa hidup ini gak sesimpel itu.

Hal ini baru aku sadari sejak setahun belakangan ini. Di rantauan, semakin banyak bertemu orang, semakin membuatku sadar bahwa hidup ini harus take and give. Ada beberapa pengalaman menarik yang membuatku sadar. Setidaknya aku gak sendiri, itu yang aku perhatikan. Hasilnya, ternyata memang orang-orang dari daerah kebanyakan sangat 'baik'.

Pernah suatu kali, di kampus, aku sedang bertiga dengan dua orang temanku. Saat itu sudah sibuk masing-masing, karena tugas akhir. Jadi gak sengaja ketemu.
Setelah makan siang, salah seorang dari kami pulang duluan karena ada keperluan. Sebut aja namanya Angel. Dan keperluan ini pun sebenarnya bukan untuk dia sendiri, melainkan titipan orang. Jadi ceritanya, Angel dimintai tolong oleh orang lain untuk mengurusi sesuatu yang cukup banyak(?).
Setelah Angel pulang, tinggal aku berdua sama satu orang lagi, sebut aja namanya Tomi. Terjadilah percakapan antara aku dan Tomi.

Tomi: Cha, orang-orang dari bagian "sono" (baca: daerah) koq mau ya direpotin?
Aku: Maksudnya?
Tomi: Maksudku, sering aku perhatikan orang-orang "sono" tuh misalnya jalan-jalan atau berkunjung ke suatu kota itu mau aja capek-capek bawain oleh-oleh atau sejenisnya lah..
Aku: Oh gitu..

Aku seketika mikir dan sadar. Eh ternyata bener juga. Baru kepikiran. Koq mau ya direpotin? Ternyata hal seperti ini bagi sebagian orang merupakan hal yang kurang lumrah(?). Dari sini aku simpulkan bahwa tidak selamanya hal yang kita anggap lumrah itu lumrah juga bagi orang lain. Ternyata, banyak bertemu orang itu bisa membuat pikiran terbuka, gak menjadi katak dalam tempurung aja.




Lalu, pengalaman demi pengalaman berikutnya makin membuatku tau banyak dan sadar bahwa memang hidup ini harus take and give. Sebagian besar orang yang kutemui adalah orang-orang yang baik padaku setelah aku baik pada mereka. Ya, mereka bisa dibilang penganut asas take and give. Mungkin karena orang-orang ini sudah banyak makan asam-garam kehidupan. Berbuat baik memang dianjurkan, tapi segala sesuatu itu ada porsi dan risikonya. Aku pernah menonton sebuah video di YouTube bahwa kalo terlalu sering kita berbuat baik dan sulit untuk berkata tidak, niscaya orang akan menganggap kita terlalu baik bahkan berkemungkinan akan memanfaatkan kebaikan kita, sampai-sampai kita lupa berbuat baik pada diri kita sendiri. Kasarnya, jangan mau dibegoin. Nah, inilah salah satu pengaplikasian take and give menurutku.

Posting Komentar

0 Komentar