Suatu malam di Kota Makassar yang panas.
Seperti biasa, layaknya malam2 sebelumnya, aku selalu keluar untuk beli segala keperluan, entah itu makanan, pulsa, dan keperluan lainnya. Pokoknya wajib keluar. Kalo gak keluar sehari pun, rasanya ada yang kurang.
Setelah membeli makanan, yang kali itu menunya adalah Gado-gado, aku langsung menuju ke sebuah konter penjualan pulsa yang biasa aku tempati untuk mengisi pulsa. Aku berniat mengisi pulsa kedua nomor hape-ku, yang satu senilai 10 ribu, dan yang satunya adalah 5 ribu. Harganya masing2 adalah 11 ribu dan 6 ribu.
Kala itu, penjaga konter adalah dua orang cowok yang salah seorangnya adalah mahasiswa. Tanpa basa-basi, aku menulis kedua nomor hape-ku di atas kertas yang telah disediakan. Mengingat aku yang udah beberapa kali mengisi pulsa di situ, otomatis mukaku langsung dihafal oleh penjaga konter itu, terutama yang mahasiswa.
Sambil mengisi, dia basa-basi sebentar. Mungkin maksudnya pengen sok akrab sama aku. Aku hanya tersenyum menanggapinya. Padahal dalam hati aku berujar, "Ayo cepet isiin, aku lagi buru2 nih.. Lagi banyak kerjaan yang harus diselesaiin".
Pada saat itu, ada juga beberapa orang yang isi pulsa, tapi hanya beberapa menit saja bertahan di situ. Habis nulis nomor, langsung diisi. Sedangkan aku harus sabar mendengar ocehan mahasiswa itu. Setelah pulsaku diisi, aku mengangsurkan selembar 20 ribuan. Si mahasiswa langsung berkata, "Makasih, ya." Aku tahu dia hanya bercanda, karena seharusnya aku hanya membayar 17 ribu saja. Aku gak langsung beranjak dari situ, melainkan berdiri mematung nunggu kembalian tanpa memintanya. Sedangkan si mahasiswa pura2 gak melihatku.
Beberapa menit setelah itu, dia tersadar (masih pura2) melihatku dan tanpa rasa berdosa berkata,
"Ada apa lagi?"
"Kembaliannya", jawabku.
"Oh.. masih ada kembaliannya ya? Berapa?"
"Lho? Emangnya berapa total semuanya? Tadi kan uangku 20 ribu."
"Emangnya kamu mau dikembaliin berapa? Sebutin aja."
Jengkel, aku langsung bergegas meninggalkan konter itu. Aku pun gak menghiraukan panggilan kedua penjaga konter itu. Yang aku permasalahkan sebenarnya bukan uang kembaliannya, tapi candaan gak mutu yang dilontarkan si penjaga konter yang membuatku harus berlama2 di situ. Seharusnya dia gak melakukannya. Seharusnya dia sadar bahwa tindakannya itu bisa berakibat buruk bagi konternya itu! Bener2 pelayanan yang buruk! *masih jengkel...
Sesampai di kost, beberapa menit kemudian, ada sebuah sms yang baru saja masuk di hape-ku. Setelah dibuka,
"Balikki' dulue, ambil kembalian ta'.. Becanda ja tadi".
Ternyata sms dari si penjaga konter, pake logat Makassar. Tapi aku terlalu lelah untuk menggubrisnya, dan memutuskan untuk gak mengisi pulsa di konter itu lagi.
0 Komentar