Advertisement

Batal bertemu sang idola

Pagi ini sekuat tenaga aku berusaha untuk bangun. Bersamaan dengan itu, suara mbok penjual nasi kuning plus gorengan memaksaku untuk segera beranjak dari tempat tidur, dan keluar dari kamar untuk sekedar membeli gorengan sebagai sarapanku hari ini.

Hari ini adalah hari pertama di bulan November, dan juga hari Senin. Hari Senin di semester ini, aku gak punya jadwal kuliah. Jadi hari ini gak harus ke kampus. Artinya, di kosan seharian pun boleh.

Sembari sarapan 4 biji Bakwan, aku teringat sms dari seorang teman beberapa hari yang lalu. Namanya Abil. Katanya, hari Senin ada Talkshow Raditya Dika di Mall Panakkukang, pukul 2 siang. Dia memberitahuku karena dia tau bahwa aku adalah penggemar berat bang Raditya Dika. Ini adalah talkshow pertamanya di Makassar, setelah sekian lama aku mengidolakannya.

Semalam aku coba memesan tiket talkshow itu lewat sms setelah sebelumnya direkomendasikan oleh si Abil itu. Balasan sms pun mengatakan bahwa aku harus datang jam setengah 1 siang sebelum acaranya dimulai, untuk membeli sendiri tiketnya.

Tak lama setelah sarapan, tiba-tiba perutku sakit, dan memaksaku harus segera ke toilet. Sepertinya gorengan tidak cocok untuk perutku, hari ini.

Di tengah-tengah sakit perut yang melanda, sembari menuntaskan panggilan alam itu, “Kayaknya hari ini aku gak jadi ketemu ama bang Raditya Dika deh”, pikirku putus asa.
Setelah keluar dari toilet, aku masuk kamar dan memikirkan rencana selanjutnya. Sementara perutku masih belum bisa diajak kompromi. Setelah dipikir-pikir, akhirnya aku memutuskan untuk istirahat total di kamar, seharian. Masuk kamar, merebahkan diri di tempat tidur, dan membaca buku untuk membantuku segera terlelap. Sempat aku menyesali pembatalan rencana untuk menonton talkshow idolaku itu.

Semalam aku sempat bingung, mau pergi sama siapa di talkshow itu? “Harus ada yang nemenin nih. Kayaknya aku gak PD kalo sendirian”, pikirku. Rencananya aku ingin mengajak seorang teman, tapi aku lupa nomor handphone-nya. Akhirnya dengan segala permasalahan yang ada, aku akhirnya tertidur.
Pukul 4 sore aku terbangun gara-gara ada telepon masuk di handphone-ku. Telepon dari Abil.
Abil : We, dimana ko?
Aku : Di kost. Nda jadi ka pergi, nda ada tiketku.
Abil : Ku kira ada ko.
Aku : Acaranya masih? Rame tidak??
Abil : Iyo, masih.
Aku : Oh iya deh, makasih banyak nah..
Abil : Iyo.

Tut tut tuut. Telepon terputus.
Aku kecewa.

Malamnya, si Abil sms aku lagi. Nampaknya ia tahu apa yang aku pikirkan.

Abil : Aduh, rugi sekali nda datang ko.
Aku : Iya, rugi ka memang. Tapi mau mi diapa, nda ada bela yang temani ka juga ke sana. Ya mudah2an dia datang lagi ke Makassar sebelum saya pulkam. Hiks…
Abil: Nggak bakalan. Kecuali buku ke-6 nya keluar.
Aku: Tahun depan pi mungkin baru keluar lagi. Hiks… Dia tega, gak mau nunggu saya! Hiks…

Nyesel gak jadi ke acara itu.

Huff… Hari ini cukup membuatku merasa jadi manusia paling rugi sedunia.

Posting Komentar

0 Komentar