Advertisement

APA RESOLUSI KAMU DI TAHUN 2022? #30DaysWritingChallenge


Sekarang tahun sudah berganti dari 2021 ke 2022. Biasanya awal tahun gini, salah satu pertanyaan yang sering terdengar adalah: apa resolusimu di tahun ini?

Aku sebenarnya tidak terbiasa dengan ‘tradisi’ resolusi itu, karena bagiku setiap hari atau bahkan setiap tahun itu sama saja, tak ada yang benar-benar istimewa. Namun tahun ini aku akan mencoba untuk merinci apa saja rencana maupun target aku.

Pertama, aku ingin membaca banyak buku. Daftar buku yang ingin aku baca sudah aku post di sini. Aku bukanlah orang yang sangat amat gemar membaca buku, tapi aku ingin sekali berada di dunia itu. Bahkan salah satu life goals aku adalah menjadi penulis dan bisa hidup dari hal itu. Tahun kemarin, 2021, merupakan awal mula aku kembali membangun kebiasaan membaca buku—terakhir kali aku banyak membaca buku sebelum 2021 itu adalah waktu zaman SMA dan itu sudah lama sekali. Mudah-mudahan tahun ini semakin rajin baca buku.

Kedua, tahun ini harus memperoleh body goals. Sebenarnya sudah bertahun-tahun aku berolahraga, meski kadang rutin kadang tidak. Pertama kali aku rajin berolahraga itu sekira akhir 2012, yang mana saat itu aku mulai gelisah dengan angka timbangan badanku yang selalu naik. Akhirnya tahun-tahun berikutnya—hingga sekarang—aku selalu berolahraga, dan alhasil berat badanku turun dan bertahan di berat badan yang itu-itu saja. Walaupun belakangan aku tahu ternyata indikator badan yang ideal itu bukan hanya dari berat badan saja. Tapi harapan aku, semoga tahun ini selalu rutin berolahraga dan sesuai jadwal agar memperoleh hasil yang diinginkan.

Ketiga, aku ingin bekerja di lingkungan yang nyaman, baik secara job desc maupun secara rekan kerja, dan yang paling utama adalah boss-nya tidak toxic. Bagi aku, bekerja itu tidak melulu soal uang, melainkan aktualisasi diri dan interaksi sosial. Semua itu membentuk mental yang sehat dan kualitas hidup yang bagus. Percuma bergaji besar namun tingkat stress sangat tinggi. Mungkin hal ini kurang relate dengan sebagian besar orang yang notabene bekerja adalah untuk mencari uang. Aku rasa, bekerja memang untuk mencari uang. Itu memang default-nya, bukan merupakan sesuatu yang perlu effort yang lebih untuk mendapatkannya. Lagipula, bekerja tanpa digaji juga untuk apa? Bukankah itu bodoh? Tapi yang aku tekankan adalah, tentang standar lingkungan kerja yang menyenangkan, berkeadilan, egaliter, susah-senang sama-sama tanpa mengesampingkan profesionalitas.

Keempat, aku ingin tetap rutin menggunakan skincare, baik wajah maupun tubuh. Aku pertama kali rutin menggunakan skincare berlapis sejak akhir 2018. Saat itu aku baru selesai Sidang Akhir, sehingga aku berpikir sudah bisa mengalokasikan uang untuk keperluan lain—selain kuliah—terutama skincare. Aku awalnya acuh tak acuh mengenai hal ini. Namun entah kenapa aku tiba-tiba saja mulai peduli dengan perawatan kulit wajah agar tetap terlihat segar dan tidak cepat keriput, terlepas dari pemahaman bahwa industri kecantikan itu termasuk bagian dari kapitalisme, ya. Tapi apapun itu, bagiku melihat wajahku sehat dan berseri sesuai dengan yang aku inginkan dan cita-citakan merupakan wujud dari self-love dan ada kepuasan tersendiri. Bisa juga ini merupakan sarana untuk stress-release.

Kelima, harus makin rajin menabung dan berinvestasi. Bulan April tahun 2020 merupakan awal mula aku berinvestasi pada salah satu instrumen investasi yang sedang hype. Artinya, sudah hampir 2 tahun berjalan. Tujuanku untuk sementara ini hanyalah sebagai dana darurat saja. Untuk berjaga-jaga kalau tiba-tiba butuh uang yang lumayan. Sebenarnya ada juga niat untuk tujuan jangka panjang, namun masih perlu penghasilan yang stabil--menurutku. Sejauh ini, berkat berinvestasi tersebut kondisi finansialku selalu cukup, meski pernah pada suatu masa aku harus menggunakannya demi menyambung hidup karena saat itu benar-benar pas-pasan. Namun itu tak berlangsung lama, karena akhirnya kondisi keuanganku kembali stabil. 

Keenam, no drama anymore. Ya, aku lelah dengan semua yang terjadi setahun ke belakang. Bisa dibilang, tahun 2021 merupakan tahun yang menyedihkan bagiku. Aku berharap bahwa apapun yang terjadi di tahun kemarin tidak terjadi lagi, untuk seterusnya. Sudah cukup kesedihannya, sudah cukup keterpurukannya. Semoga alam mempertemukanku dengan orang-orang baik yang bisa saling support ke arah yang lebih positif. Pokoknya vibes-nya tidak sendu, negatif, dan menyerap banyak energi kehidupan.

Mungkin itu dulu resolusiku di tahun ini. Ya, standar sekali memang. Layaknya harapan-harapan baik pada umumnya. Ya kalau tidak baik, itu namanya gila. Nggak ada orang yang menginginkan hal-hal buruk.

Semoga di tahun ini dan di tahun-tahun berikutnya aku semakin bertumbuh dan bertumbuh ke arah yang lebih baik.

Posting Komentar

0 Komentar