Well, perjalanan ini memakan waktu 5 hari. Sebenarnya yang direncanakan adalah 1 minggu, tapi temen2 kelompokku ada yang gak betah. Lagian juga selama di sana , kami tuh lebih banyak nyantainya ketimbang kerjanya. Oh ya, kelompokku anggotanya 5 orang, 2 cowok dan 3 cewek, Riri, Jo, Ishak, Pipit, dan aku sendiri, Icha.
Ok, perjalanan panjang dimulai dari hari Minggu, 30 maret 2008, sekitar pukul 9. Sebenarnya sih rencana kita sebelumnya mau berangkat hari Sabtu, tapi ada yang bilang kalo urusan kita yang di kecamatan belum kelar. So, waktu berangkatnya diundur 1 hari. Sempet jengkel juga sih, soalnya aku tuh udah siap banget berangkat. Malah aku bela-belain nginap di kostnya temen, biar bisa berangkat bareng.
Trus kita nyampe sana sekitar pukul 11.19 wita, dengan sukses. Walaupun sempet terjadi hal yang gak mengenakkan.
Begitu nyampe, kami langsung disambut oleh yang punya rumah, yaitu kepala desa setempat. Kami nginapnya di situ, alasannya demi keamanan dan kelancaran survei. Setelah berbincang-bincang sekitar 1 jam, kami akhirnya istirahat, masuk kamar masing-masing.
Oh ya, ada cerita lucu en sekaligus menjengkelkan nih. Pas kami masuk kamar, kan pintunya ditutup, secara kami cewek. Tapi sialnya, pintunya gak bisa dibuka lagi, soalnya gak ada gagangnya. Ya ampun… kami langsung panik sekaligus geli, kecuali aku yang sebenarnya jengkel banget. Masak baru nyampe en menginjakkan kaki di kampungnya orang udah bikin ulah en ngerepotin orang? Gak seru banget ‘kan ? Ya… sekitar 15 menit kami terkurung dalam kamar, akhirnya bisa dibuka juga. Alhamdulillah….
Trus di sore yang cerah, kami bertiga (yang cewek) jalan2 ke pantai, sekaligus melihat keadaan desa yang mau disurvei. Tapi nasib kami sial, soalnya banyak pemuda desa yang godain. Cieehh….
Sampe2 kami lari dibuatnya.
Keesokan harinya, Senin tanggal 31 Maret, kami mulai survei. Aku, Pipit, sama Ishak survei keliling desa, sedangkan Jo dan Riri ke kantor BPS. Kami bertiga perginya dengan menggunakan 2 ojek, aku sama pipit 1 ojek dan ishak 1 ojek. Bayangin dong gimana susahnya duduk bertiga dalam satu motor?? Apalagi satu orang duduk menyamping. Wah…ampun deh pegelnya.
Survei pertama kami cuma di 2 desa saja, desa Popo dan desa Mangindara. En kami pulang sekitar siang gitu. Pas nyampe rumah, kami langsung makan siang en istirahat. Malamnya kami merekap data yang didapat sampe pukul 23.00 wita setelah sebelumnya makan malam dulu. Habis itu kami nonton film “Get Married”, untuk menghilangkan kepenatan. Dan setelah itu, tidur.
Hari Selasa, tanggal 1 April 2008, kami survei lagi. Seperti survei yang kemarin, kami bertiga melanjutkan di 2 desa lagi, yaitu desa Bonto Kanang dan desa Barammamase. Dan Riri en Jo ke kantor BPS lagi, katanya mau mengembalikan buku yang mereka pinjam kemarin. Trus sekitar pukul 13.30 wita, kami pulang ke rumah, soalnya capek. Sorenya juga kami cuma nyantai2 aja. Kemudian malamnya kami dipanggil oleh yang punya rumah, katanya mau nonton film “Ayat-ayat Cinta” yang ada di laptopnya Jo.
Sambil nonton bareng sambil ngetik tugas. Seru juga!
Kemudian hari Rabu, 2 April 2008, kami gak pergi survei, soalnya mau istirahat en mau menyusun tugas. Cuma paginya, Riri sama Jo ke pasar untuk memfoto kegiatan pasarnya. Kemudian aku diajak sama Riri keliling desa, karena dia belum pernah survei di desa. Sekalian kami ke pantai, hunting foto bagus. Kalo Pipit, katanya mau ke Limbung, janjian ketemuan sama orang. Sedangkan Jo sama Ishak di rumah aja.
Malamnya kami melanjutkan dengan menyusun data lagi sambil santai. Setelah makan malam, kami langsung masuk kamar dan tidur.
Paginya, hari Kamis tanggal 3 April 2008, kami berencana ke pantai, katanya sih untuk jalan2 aja. Sekalian kami ajak juga tukang ojek yang selama ini mengantar kami survei. Sekitar pukul 09.30 wita kami berangkat. Sesampai di sana , kami mandi, foto2, en bersenang2.
Setelah puas, kami pun pulang.
Sesampai di rumah, kami langsung mandi. Dan sorenya, sambil santai2, kami melanjutkan menyusun data lagi, sampe malam.
Keesokan harinya, Jumat tanggal 4 April 2008, kami berencana untuk pulang. Tapi rencananya pukul 15.00 baru start dari Takalar. Dan paginya kami mengisinya dengan menyusun data dan santai2, walaupun banyak sekali hal yang membuat sakit hati. Tapi it’s ok, ini semua akan segera berakhir.
Jujur sih, aku sebenarnya masih mau lama2 di sini, tapi karena ada salah seorang teman yang mengaku gak betah dan ingin segera pulang. Kalo dilihat dari gaya2nya sih, nih anak emang gak biasa hidup susah kayak nginep2 di rumahnya orang gitu. Selain itu, ada seorang teman juga yang bikin makan hati banget. Soalnya tingkah polahnya tuh bikin gemes, en pengen nendang dia biar cepet2. Habis nih anak lelet banget sih.
Trus ditambah lagi dengan perasaan gak enak sama yang punya rumah. Coba kami disediakan sebuah rumah kosong untuk berlima, wah dijamin deh, mungkin aku gak akan pulang ke Makassar . Saking betahnya. Hehehe…
Pukul 15.00 tepat kami bertiga (yang ceweknya) naik pete-pete (angkot) untuk pulang. Tapi sebelumnya kami makan siang dulu dan foto bareng yang punya rumah. Duh, ingin rasanya momen ini gak berakhir.
Kami pulang lewat jalan yang kayak jalan waktu berangkat. Cuma, pete-petenya tujuan Pasar Sentral, Makassar . Ongkosnya Rp. 8.000 per orang. Perjalanannya memakan waktu sekitar 1,5 jam. Ya lumayan dekat lah, tapi bikin pegel lho. Aku selama perjalanan tak henti2nya meringis, soalnya pete-petenya penuh banget, ditambah lagi waktu itu aku tuh ngantuk banget. Otomatis kepalaku sakit banget karena menahan kantuk.
Pukul 16.27 wita kami nyampe di Pasar Sentral, dan langsung estafet dengan pete-pete jurusan Daya. Ada cerita lucu nih waktu naik pete-pete ini. Ya mungkin bagi orang lain gak lucu, tapi bagiku lucu banget. Gini ceritanya, pas kami naik pete-petenya, supirnya langsung nanya, “mau ke terminal ya, Mbak?”.
Aku heran (mengernyitkan kening dan saling berpandangan ama temenku) dan sambil bilang, “terminal?” (dengan nada heran tentunya).
Trus salah satu temenku langsung nyeletuk, “bukan Pak, mau ke kampus”.
Temanku langsung bilang sama aku, “Mungkin pak supir kira kita mau ke bandara ato terminal, soalnya dia liat kita bawa koper. Dikira mungkin mau pulang kampung. Wong kita baru dari kampung koq”.
Aku ketawa geli, tapi dalam hati.
Pukul 17.30 aku turun dari pete-pete bareng ama pipit, soalnya mau istirahat dulu di kostnya. Baru sekitar pukul 18.30 nanti, aku ke kostku.
Itulah perjalanan surveiku yang lumayan melelahkan, meskipun hanya 5 hari, dan di lokasi yang cukup dekat menurutku. Sebenarnya yang bikin lelah tuh karena perjalanan ini disertai dengan hal-hal yang gak mengenakkan dan menimbulkan sakit hati.
Sekian postingku kali ini, moga bermanfaat dan bisa memberikan informasi walaupun cuma sedikit. Jangan lupa kasih komen ya….
0 Komentar